Malaka, MSRI — Bupati Malaka Simon Nahak akui serap banyak aspirasi dalam Diklat yang di selenggarakan oleh Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka.
Hal itu disampaikan saat membawakan materi tentang penguatan SDM lembaga dan pranata adat di Aula Hotel Cinta Damai Betun. Kamis (19/07/2024).
Dalam sesi diskusi, Tokoh adat dari Desa Rai ulun, Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka-NTT menyampaikan beberapa persoalan fundamental, dalam hal ini batas wilayah administratif Kabupaten Malaka dan Kabupaten Belu yang menurutnya masih belum jelas letaknya.
Hal itu sangat penting, lanjutnya, sebab ada aset yang merupakan kekayaan dari Kabupaten Malaka yang perlu di inventarisasi oleh PemKab Malaka.
Pemangku Loro Dirma Yoseph Lan Nekin pada kesempatan yang sama menyoroti perlakuan pemerintah di tingkat desa yang dewasa ini dinilainya kurang memperhatikan kedudukan mereka sebagai tokoh adat dan masyarakat hukum adat di dalam desa.
Petrus Tahu alias Pit Tahu menyarankan agar Pemkab Malaka harus serius memelihara kekayaan Wehali-Malaka yang dewasa ini dinilainya keliru dipahami oleh para pemangku kepentingan.
Lebih lanjut disampaikan Pit Tahu akan pentingnya kelestarian Situs adat “Marlilu” yang merupakan pusat peradaban Wehali. Situs ini terletak di Desa Barada, Kecamatan Malaka Tengah.
Menurutnya, Situs adat “Marlilu” yang memiliki sejuta kisah sejarah tentang awal mula berdirinya kerajaan Wehali ini harus diatensi serius oleh Pemkab Malaka.
“Saat ini sudah hampir gundul hutan Marlilu sehingga melalui forum ini kami mohon Pemda Malaka memperhatikan tempat bersejarah ini”, ujar Makoan Wehali itu.
Meski begitu, Pit Tahu yang dijuluki sebagai Makoan Wehali ini menyampaikan rasa hormat dan terimakasih-nya kepada Kepala Daerah saat ini. Menurutnya, keberpihakan Bupati Simon terhadap kelestarian budaya Wewiku-Wehali sudah sangat luar biasa dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang nyata.
Ia juga tidak sepenuhnya menyalahkan pemerintahan Simon Nahak. Sebab, kata dia, saat menjabat sebagai Bupati, Kabupaten Malaka sudah lebih dahulu di pimpin oleh beberapa kepala daerah.
Bupati Simon yang mendengar dengan serius semua persoalan yang dikeluhkan para pemangku adat, langsung menginstruksikan beberapa pimpinan OPD yang hadir untuk menyikapi.
Dalam kesempatan yang sama pula, orang nomor satu di Kabupaten Malaka ini menyampaikan bahwa Insentif bagi lembaga adat, diantaranya Liurai, Loro, Nain dan Para Fukun-Dato akan Ia perjuangkan untuk dinaikkan lagi.(NB).