MALAKA – Gedung Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Malaka diresmikan. Kehadiran gedung mewah beserta fasilitas yang lengkap menjadi kebanggaan warga Kabupaten Malaka khususnya.
Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH dalam sambutannya saat seremoni peresmian gedung Kantor Perpustakaan Malaka, Rabu (17/7/24) mengemukakan alasan kebanggaan warga Kabupaten Malaka. Warga Malaka bangga, karena gedungnya mewah beserta fasilitas yang lengkap.
Bupati Simon menyinggung keberhasilan pembangunan gedung perpustakaan Malaka setelah sekian lama gagal dibangun pada masa pemerintahan sebelumnya. Selain itu, lokasi gedung ini di titik nol Betun Kabupaten Malaka. Dan Kadis Perpustakaan dan Kearsipan, Folgentius Bere Fahik, S.Pd, M.AP sebagai putera asli Betun.
“Ini kampung kelahirannya pak kadis. Terima kasih pak kadis yang begitu semangat dalam mengurus kegiatan hingga berjalan dengan lancar,” kata Bupati Simon.
Dikatakan, gedung.perpustakaan sebagai fasilitas terbaik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), salah satu program kepemimpinannya. Pendidikan sangat membutuhkan perpustakaan. Pendidikan jantungnya perpustakaan.
Meski, Kabupaten Malaka sebagai daerah baru di Provinsi NTT, perhatian pemerintah pusat begitu besar kepada Kabupaten Malaka tanpa membeda-bedakan. Inilah wujud kerja sama pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan SDM di Kabupaten Malaka.
Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI, Dr. Joko Santoso, M.Hum dalam sambutannya usai meresmikan gedung tersebut mengatakan hadirnya gedung dapat meningkatkan budaya baca dan literasi sebagai ciri masyarakat yang maju. Budaya membaca membentuk peradaban.
Dikatakan, gerakan literasi perlu dilihat sebagai gerakan sosial. Sehingga, gedung perpustakan ini menjadi rumah bersama. Siapa saja boleh datang dan menggunakan gedung dan semua fasilitasnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Gedung berwarna merah-putih menunjukkan nasionalisme dan cinta tanah air sebagai nilai-nilai peradaban di ujung timur Indonesia, batas RI-Timor Leste.
Gedung harus diisi dengan program kegiatan. Semua orang yang menggunakan pakaian apa saja, pakai celana pendek dan bersendal jepit. Semua bisa menggunakan gedung ini,” kata Joko Susanto. (dea)