SURABAYA, – Dalam rangka melakukan sosialisasi antar umat beragama dan mencegah faham radikalisme Ketua Yayasan beserta para pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Internasional AL ILLYIIN, Desa Sumberwaru, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur., kembali melakukan kunjungan ke Gereja Katolik Keuskupan yang berada di Jalan Polisi Istimewa No.17 Surabaya. Senin (27/01/2025).
Diketahui rombongan yang berkunjung ke Gereja Katolik Keuskupan Surabaya ini, turut hadir pula seorang tokoh Agama Islam Nusantara dan Mustasyar Pengurus Besar NU KH.Said Agil Sirojd ke tokoh agama Katolik Mgr Agustinus Tri Budi Utomo Modik (Romo Didik) Uskup Surabaya yang baru beberapa hari yang lalu ditahbiskan.
Turut hadir pula Irianto selaku Ketua Rumah Bhinneka dan J Subekti, Djoko Formagam.
Gus Irul selaku ketua Yayasan Ponpes Al Illiyin selalu mendampingi Abuya Said ke keuskupan Surabaya beserta rombongan.
Sambutan hangat dan akrab nampak pada saat rombongan tiba di lokasi. Turut serta menyambut kami Romo Eko, eks Administratur, Romo Wid, Romo Dekan WM, Romo Hutrien sekretaris Uskup,Romo Paroki ,Bapak Rubbyanto dan rekan rekan dari Komsos.
Acara berlangsung dengan sangat gayeng penuh kehangatan, nampak keakraban, serta guyonan dari satu sama lain yang membuat suasana semakin hangat.
Sendau gurau layaknya dua orang sahabat yang sudah seperti saudara ini menjadi pemandangan yang adem bagi para umat beragama.
Romo Didik mengatakan kalo Abuya Sa’id menurutnya bukan orang baru di Gereja Katolik, beliau adalah sosok yg punya sejarah perjumpaan panjang dengan gereja Katolik khususnya Surabaya,” tutur Romo Didik.
Sebaliknya, Abuya Sa’id juga memberikan ucapan Selamat kepada Romo Didik atas terpilihnya sebagai Uskup dan tak lupa mendoakan Romo Didik semoga mampu dan bisa mengemban amanah dalam menjalankan tugas, selalu diberkati kesehatan dan panjang umur. Hal itu pula digagas oleh SAS Center yang turut hadir pula di acara tersebut.
Sementara itu, Gus Irul selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Internasional AL ILLIYIN melalui awak media menuturkan bahwa kegiatan semacam ini rutin dilakukan, mengingat bahwa selain mempererat tapi persaudaraan, mencegah faham Radikalisme juga saling menjaga kerukunan antar umat beragama, sesuai dengan Pancasila yang berasaskan Bhinneka Tunggal Ika, walaupun berbeda tetapi kita satu saudara. “tutur Gus Irul.
{ Yudha }