MSRI, – GRESIK
Satlantas Polres Gresik menggunakan sound level meter untuk mendeteksi kebisingan knalpot. Khususnya knalpot brong. Penggunaan sound level meter tersebut, membuat pelanggar tidak bisa lagi mengelak.
Sound level meter ini bentuknya kecil, alat ini mendeteksi kebisingan knalpot sekaligus menjadi acuan bentuk pelanggaran standar knalpot yang digunakan.
Kapolres Gresik AKBP Arief Kurniawan melalui Kanit Turjawali Satlantas Polres Gresik Ipda Bross Tito Dharmawan mengatakan, Satlantas Polres Gresik sudah menyiapkan alat tersebut.
“Kendaraan knalpot brong kami tilang, nanti akan dicek menggunakan sound level meter untuk memastikan pelanggaran. Hasil tes kebisingan bisa di cetak, langsung dilampirkan dengan surat tilang,” ungkap Ipda Bross Tito Dharmawan, Jumat (19/7/2024).
Setelah itu, para pelanggar harus mengganti dengan knalpot sepeda motor standar.
Standar pengukuran kebisingan knalpot di jalan, kendaraan di bawah 80 cc maksimal 77 dB, 80 sampai 175 maksimal 80 dB kendaraan di atas 175 cc maksimal 83dB.
“Jika melebihi batas akan ditilang. Alat ini dari Korlantas dan sudah sesuai standar internasional,” tegasnya.
Sementara itu Kasat lantas Polres Gresik AKP Derie Fradesca menyebutkan selama lima hari berjalan Operasi Patuh Semeru 2024, petugas kepolisian di Gresik sudah melakukan penindakan kepada para pelanggar.
Penindakan itu bentuk tilang maupun presisi atau peringatan. Rinciannya tilang manual 550, untuk penindakan mobil INCAR atau (Integrated Node Capture Attitude Record) yang berfungsi menangkap atau memfoto pelanggaran lalu lintas di jalan ada 195 pelanggaran.Kemudian, berdasarkan kamera ETLE statis ada 737 pelanggaran. Termasuk pelanggaran sabuk pengamanan atau safety belt 45. Dengan teguran Presisi, ada 550.
“Pelanggaran didominasi kendaraan roda dua. Dengan jenis pelanggaran melawan arus, tidak kenakan helm dan menerobos lampu merah,” tutup Kasat lantas Polres Gresik. (Eka MSRI)